Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Bisnis Pintar Indonesia. Gambar tema oleh Storman. Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Hallo Sobat Pintar..., Selamat Datang di Bisnis Pintar Indonesia...n__n Saya Membagikan Informasi Seputar Bisnis,Semangat & Motivasi Positif bagi Sobat yang Sedang, Akan atau Senang Berbisnis... Ayo Semangat...!!!

Sabtu, 14 Oktober 2017

PELIKAN - Kebiasaan Baik Mempengaruhi Hasil Akhir

- Tidak ada komentar

https://bisnispintarindonesia.blogspot.co.id/
Burung PELIKAN
PELIKAN adalah burung penangkap ikan yang ulung, tapi di Montterey - California hal seperti  ini tidak terjadi, di kota ini burung pelikan tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan ikan karena banyak sekali pabrik pengalengan ikan, bertahun-tahun mereka berpesta dengan ikan yang berserakan.
Hal yang menakutkan terjadi ketika ikan di sepanjang pesisir mulai habis dan pabrik pengalengan mulai tutup, burung tersebut mengalami kesulitan.

Karena bertahun-tahun tidak menangkap ikan, mereka menjadi gemuk dan malas. Ikan yang dulu mereka dapatkan dengan mudah sudah tidak ada lagi, sehingga satu persatu dari mereka mulai sekarat dan mati.

Para pecinta lingkungan hidup berusaha keras menyelamatkan mereka, berbagai cara dicoba untuk mencegah populasi burung ini agar tidak punah.
Sampai suatu saat terpikirkan oleh mereka untuk mengimport burung pelikan dari daerah lain,
yaitu :                                                    
"pelikan yg berburu ikan setiap hari".

Pelikan tersebut lalu bergabung bersama pelikan setempat, hasilnya luar biasa pelikan baru tersebut segera berburu ikan dengan giatnya.
Perlahan pelikan yang kelaparan tersebut tergerak untuk berburu ikan juga, akhirnya pelikan di daerah tersebut hidup dengan memburu ikan lagi.


https://bisnispintarindonesia.blogspot.co.id/
LES GIBLIN


LES GIBLIN, seorang pakar hubungan manusia menjelaskan bahwa :

Manusia belajar dari panca inderanya,
->  1% dari RASA
->  1½ % dari SENTUHAN
->  3½ % dari PENCIUMAN
->  11% dari PENDENGARAN
->  83% dari PENGLIHATAN


https://bisnispintarindonesia.blogspot.co.id/
John C Maxwell


JOHN C. MAXWELL, seorang pakar kepemimpinan surveinya  membuktikan :

"Bagaimana seseorang menjadi pemimpin?”

->  5% akibat dari sebuah KRISIS,
->  10% adalah KARUNIA ALAMI,
->  85% adalah dikarenakan PENGARUH dari PEMIMPIN MEREKA.

Jadi demikian halnya jika kita ingin semakin maju, maka salah satu cara terbaik adalah :
A. Bergaul denang orang yang Berprestasi.
B. PERHATIKAN :
->  Cara mereka BEKERJA,
->  TELADANI hidup Mereka,
->  PELAJARI Cara BERPIKIR Mereka,*
->  Lihat Bagaimana Mereka MENGAMBIL KEPUTUSAN PENTING.
 





Kamis, 07 September 2017

Filosofi Pohon Bambu

- 1 komentar
http://bisnispintarindonesia.blogspot.co.id/

Salam Sejahtera Sobat Pintar

Pohon bambu tidak akan menunjukkan pertumbuhan berarti selama 5 tahun pertama,
walaupun setiap hari disiram & dipupuk, tumbuhnya hanya beberapa puluh centimeter saja.
Namun setelah 5 tahun kemudian, pertumbuhan pohon bambu sangat dahsyat & ukurannya tidak lagi dalam hitungan centimeter melainkan meter.
Lantas sebetulnya apa yang terjadi pada sebuah pohon bambu ???

Ternyata selama 5 tahun pertama, ia mengalami pertumbuhan dahsyat pada akar (BUKAN) pada batang, yang mana dari pada itu, pohon bambu sedang mempersiapkan pondasi yang sangat kuat, agar ia bisa menopang ketinggiannya yang berpuluh puluh meter kelak dikemudian hari.

Sama halnya dengan manusia, jika kita mengalami suatu hambatan & kegagalan, bukan berarti kita tidak mengalami perkembangan, melainkan justru kita sedang mengalami pertumbuhan yang luar biasa didalam diri kita.
Ketika kita lelah & hampir menyerah dalam menghadapi kerasnya kehidupan, jangan pernah terbersit pupus harapan.

Demikian pula dengan manusia, bagian TERBERAT dari sebuah KESUKSESAN adalah disaat awal seseorang MEMULAI USAHA dari sebuah perjuangan, karena segala sesuatu terasa begitu BERAT & PENUH TEKANAN.
Namun bila ia dapat melewati batas tertentu, sesungguhnya seseorang dapat merasakan segala kemudahan & kebebasan dari tekanan & beban.

Bahkan, Buya Hamka berkata “kalau hidup sekedar hidup, Babi dihutan juga hidup & kalau kerja sekedar kerja, Kera juga bekerja”.

Ketika pohon bambu ditiup angin kencang, ia akan merunduk, tetapi setelah angin berlalu, dia akan tegak kembali, laksana perjalanan hidup seorang manusia yang tak pernah lepas dari cobaan & rintangan.

MAKA JANGAN TAKUT JADI SEPERTI POHON BAMBU !!!

Fleksibilitas pohon bambu mengajarkan kita sikap hidup yang berpijak pada keteguhan hati dalam menjalani hidup, walaupun badai & topan menerpa.
Tidak ada kata menyerah untuk terus tumbuh, tidak ada alasan untuk terpendam dalam keterbatasan, karena bagaimanapun pertumbuhan demi pertumbuhan harus diawali dari kemampuan untuk mempertahankan diri dalam kondisi yang paling sulit sekalipun.

Pastikan dalam hari hari kedepan, hidup kita akan MENJULANG TINGGI & menjadi PEMBAWA BERKAT bagi sesama, seperti halnya pohon bambu.

SEMANGAT...!!!

Rabu, 06 September 2017

OPINI ANDA MENGHAMBAT DIRI ANDA

- Tidak ada komentar
Salam Sejahtera Sobat Pintar,




http://bisnispintarindonesia.blogspot.co.id/



Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi seberapa besar pengaruh dari opini anda, pada diri anda sendiri.
taukah anda apa itu opini..??
ini menurut wikipedia tentang opini...!!!!

Opini (InggrisOpinion) adalah pendapat, ide atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang berlaku pada masa depan dan kebenaran atau kesalahannya serta tidak dapat langsung ditentukan misalnya menurut pembuktian melalui induksi.
Opini bukanlah merupakan sebuah fakta, akan tetapi jika di kemudian hari dapat dibuktikan atau diverifikasi, maka opini akan berubah menjadi sebuah kenyataan atau fakta.
Jadi opini itu adalah suatu ketidakpastian dan belum tentu terjadi,namun opini ini bisa berubah menjadi sebuah fakta yang nyata.

Bukankah betapa perlu berhati - hatinya setiap anda dalam beropini..
sebab jika anda asal beropini maka bisa saja opini anda menjadi kenyataan bukan,

namun disisi lain opini juga adalah suatu ketidakpastian atau sesuatu pendapat yang samar-samar dan belum terbukti kebenarannya, jadi bagaimanakah sebenarnya opini itu...,

menurut saya pribadi tidak ada salahnya dengan beropini tentang diri anda sendiri sebab anda lebih mengenal diri anda bukan!!!, namun jangan jadikan opini anda terhadap diri anda sendiri sebagai acuan atau titik tumpuan.
sebab jika anda hanya mengandalkan opini anda, tanpa action dan mencoba, semua opini anda malah menjadi penghambat anda.

sebagai contoh, anda memiliki seorang sahabat yang sangat dekat, lalu sahabat anda tahu anda sedang butuh pertolongan dan support dari mereka, kemudian sahabat anda menawarkan solusi tentang berinvestasi yang berincome namun karena opini anda tentang investasi begitu buruk, anda menolak tanpa mencoba mendengarkan dan memahaminya terlebih dahulu karena opini anda itu.
sedangkan investasi yang ditawarkan sudah terbukti aman secara hukum bahkan berincome setiap bulan.
bukankah opini anda menghambat anda jika seperti itu.


jadi opini yang sedemikian hanya membuat kesuksesan anda terhambat bukan.

tidak salah beropini namun diimbangi dengan pikiran yang terbuka,jangan sampai opini anda menjebak diri anda sendiri.


sekian sharing dari saya.
salam sukses sobat pintar.




sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Opini

Jumat, 05 Mei 2017

Dalai Lama BERKATA :

- Tidak ada komentar
http://bisnispintarindonesia.blogspot.co.id/


“Dalai Lama” pemimpin umat “Buddha” dari Tibet berkata :

"Jagalah perkataanmu, karena akan menjadi perbuatanmu".
"Jagalah perbuatanmu, karena akan menjadi kebiasaanmu".
"Jagalah kebiasaanmu, karena akan membentuk karaktermu".
"Jagalah karaktermu, karena akan membentuk nasibmu".


Jadi sebenarnya, “nasibmu berawal dari pikiranmu”.

Jadilah Seseorang Yang Selalu Berpikir Positif Sebab Nasibmu Berawal dari Pikiranmu.
Semoga Bermanfaat.

INTROSPEKSI DIRI

- Tidak ada komentar
Sebuah Ilustrasi yang Pantas Kita Renungkan...

http://bisnispintarindonesia.blogspot.co.id/


Seorang cucu lelaki yang pemarah mendamprat kakeknya dengan kata-kata kasar. Sang kakek hanya diam, mendengarkannya dengan sabar, tenang dan tidak berkata apapun.

Akhirnya cucu lelaki itu berhenti memaki. Setelah amarah sang cucu mereda maka kakek bertanya kepadanya:
“Jika seseorang memberimu sesuatu tapi kamu tidak mau menerimanya, lalu menjadi milik siapakah pemberian itu?”
“Tentu saja menjadi milik si pemberi”, jawab si cucu.

“Begitu pula dengan kata-kata kasarmu”, tukas kakek.
“Aku tidak mau menerima kata-katamu itu, maka kata-kata tadi kembali menjadi milikmu. Kau harus menyimpannya sendiri. Aku khawatir nanti kau harus menanggung akibatnya karena kata-kata kasar hanya akan membuahkan penderitaan”.

Kemudian, lanjut kakek:” Sama seperti orang yg ingin mengotori langit dgn meludahinya. Ludah hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri. Demikian juga jika di luar ada orang yg marah-marah kepadamu..biarkan saja….karena mereka sedang membuang SAMPAH HATI mereka (Jika engkau diam saja, maka sampah itu akan kembali kepada diri mereka sendiri)…kalau engkau tanggapi berarti engkau menerima sampah itu.”

“Hari ini begitu banyak orang di jalanan yang pergi dengan membawa sampah hatinya (sampah kekesalan, sampah amarah, sampah kebencian, sampah kepahitan, dll)…..jadilah kita BIJAK

Sang kakek melanjutkan nasehatnya:
“Jika engkau tak mungkin memberi, jangan mengambil”
“Jika engkau terlalu sulit untuk mengasihi, janganlah membenci”
“Jika engkau tak dapat menghibur orang lain, janganlah membuatnya sedih”
“Jika engkau tak bisa memuji, janganlah menghujat”
“Jika engkau tak dapat menghargai, jangan menghina”
“Jika engkau tak suka bersahabat, jangan bermusuhan”

Ayo jadilah orang yang bijak seperti Sang Kakek...
Semoga bermanfaat dan dibukakan pintu hikmat.

Senin, 01 Mei 2017

Tulisan ANNE AVANTIE

- 1 komentar
http://bisnispintarindonesia.blogspot.co.id/


Sangat Pantas kita Renungkan.

Terkadang kita tidak memikirkan bagaimana masa tua kita...Di saat produktif kita bekerja mati-matian, kepala jadi kaki dan kaki jadi kepala. Setelah memasuki paripurna, kita lupa bahwa semua akan berlalu seiring waktu. Raga yang tak lagi kuat, tulang yang mulai rapuh, mata yang merangkak rabun, dan ingatan yang melepuh menjadi perjalanan waktu yang akan kita alami semuanya tanpa kecuali.

Ketika masa tua dengan “angpau” ditangan...maka anak, cucu, menantu, dan buyut pasti akan merapat mengitari hangat.
Tapi kalau "amplop merah" pun tak punya, pasti dingin itu menusuk sampai tulang belulang.
Semua ini “Nyata”, bukan "Fatamorgana".
Orang tua "tanpa amplop merah", "tanpa warisan" dan hanya menyisakan sakit karena kerja banting tulang di masa muda untuk membesarkan anak-anak menjadi pemandangan yang tak lekang dimakan waktu. Terlalu "spekulasi bisnis" di masa produktif, semua dipertaruhkan hanya untuk fokus pada pekerjaan. Karier terus dikejar sampai pada akhirnya di saat usia menjemput waktu, semua yang kita pertaruhkan habis...
Hidup menjadi "benalu anak", "korban perasaan" sampai ajal menjemput...
Ya kalau mendapat berkat anak berhati "malaikat", kalau tidak?
Anak yang kita timang dulu jadi anak yang "lupa ingatan", anak yang kita perjuangkan dengan airmata darah, lupa...

Kita Harus punya “uang”sendiri untuk merawat hidup kita di masa tua, jangan membayangkan anak akan "merawat" kita, membawa kita ke dokter dan menebus resep obat kita.
Pikirkan saja kalau kita akan masuk ke panti "jompo" yang akan kita bayar sendiri dari uang kita...

Hidup di masa tua itu..., Bonus, kalau anak berbakti.
Mari kita pikirkan masa tua dengan tetap berserah karena Tuhan sudah mengatur semuanya.
Tapi sadar se-dari dini, akan memberi hasil akhir...
Usia di penghujung waktu lebih baik dibanding bergulir tanpa rencana yang menuntun langkah yang pada akhirnya digerogoti rasa "kecewa" sampai akhir hayat...

Jangan berharap kepada manusia... Karena pasti akan mengecewakan. Berharaplah hanya kepada TUHAN SANG PENCIPTA PASTI DIBERKATI...
AMIN...

Membaca tulisan Anne Avantie, saya punya keyakinan, bahwa saya sudah punya Pilihan Bijak yaitu mempersiapkan "saat itu", masa tua kita dengan baik dan benar... Alangkah bahagianya kalau kita bisa memberi dan memberkati anak cucu kita ?
bukan malah menjadi beban bagi mereka yang kita kasihi...

Teruslah Semangat Sampai Anda Sukses.